Sabtu, 13 April 2024

ALIENASI SI ALINEA



(Ogoh-Ogoh, Oh, Go! Oh, Go!) 


Dan tibalah akhir membahagiakan ini.
Senang sekali aku melihat mereka membakarku hidup-hidup
dengan sepenuh hati dan mati-matian.

Setelah diarak keliling sepanjang jalan-jalan kota ini,
Aku mengembuskan napas penghabisan.
Mereka menggumamkan doa bagiku,
 sambil memanjatkan kidung kudus
 sedang asap dupa meliuk berembus

Maka aku rela hati dengan propaganda ini-itu. 

Setiap sehari sebelum orang-orang masuk menuju alam malam sunyi-senyap yang bukan 
Kelahiran Juruselamat, mereka menggambar diriku.
Menghiasiku beragam warna dan rupa:
jadi boneka besar, seram, membuas, mengancam,
membius ke dalam setiap tatapan. 

Kemegahanku ialah sebuah lambang cerminan rasa takut mereka sendiri:
        orang-orang di setiap banjar dan kampung-kampung itu,
        tersuruk dalam hening-bening dosa-dosa dan kejahatan mereka sendiri.
        Diri mereka yang kecil, tapi mekar membesar dalam kungkungan dunia yang jahat,
        dunia yang pepat dengan kebaikan bersembunyi dan dilipat.


Oh, maka aku setuju menjadi hiburan di atas cara mereka menertawai diri mereka sendiri!
Hanya pemerintah di negeri Gemah Ripah sukses lakukan ini.
Kementerian Rekreasi dan Jalan-Jalan menjajakan aku dan segenap riasan-polesan
yang melekatiku: pekik kecak, kelonteng lonceng, dengung gong, dan klinting berdenting-denting.
 
Oh, sekali lagi, ini bukan malam kudus.
Duniaku memang dunia gemerlap,
        mendatangkan devisa bagi negara
        menggairahkan gerak roda cuan warga.

Go, go international! Aku dan Kotaku melambung tersohor di mata mancanegara.
Go, go! Dan jadilah provinsiku superdestinasi wisata.

Maka kini orang-orang sudah terang mengenal asal-usulku:
        Dari mana aku berasal, di sebelah mana Indonesia eksistensiku mengada
        Para insan global tahu akulah Bali, aku jualah Indonesia,
        berkat tuan petinggi dan pembantu-pembantunya.

Meskipun kini kota ini bukan lagi dikuasai kawanan dan keturunanku asli, 
dan aku terasing di negeri sumpek dengan tumplek-blek orang-orang bule yang bukan Buleleng. 

(Selamat bertapa brata dan beralienasi—
untuk Hari Raya Nyepi;
direvisi 13 April 2024).

(Gambar dari aplikasi Copilot/AI)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar