Kamis, 04 Juni 2015

Intisari, Inti Inspirasi Menulis Lagu


Tautan sumber gambar: siperubahan.com

Sekira pengujung Maret 2013, saya dan dua orang sahabat bersepakat mengikuti lomba cipta lagu nasionalisme. Lomba ini diadakan sebuah lembaga nasional yang sangat peduli dengan persoalan kebangsaan. Saat itu pula, berbekal catatan dan ingatan, saya memutuskan bersegera membuat lirik untuk lagu kami.

Saya ubek-ubek kembali dokumen status Facebook yang saya simpan sejak tahun 2012. Kebingungan yang berbalut harapan berupa ungkapan kegalauan di Facebook mengantar ke pintu ide lebih besar guna menggodok lirik. Saya lantas tersadar oleh sastrawan Putu Wijaya yang satu-dua kalimatnya saya salin dan jadikan status. Melalui karya-karyanya, Putu terkenal dengan ide kemerdekaan yang terkait dengan nasionalisme.

Semacam lesatan anak panah yang cepat, ide itu saya kembangkan berdasar ide Bapak Proklamator Indonesia, Bung Karno, yang betapa ingin bangsa kita merdeka tanpa ambil banyak pusing. Saya agak lupa ucapan persisnya. Tapi saya ingat ulasan tentang itu ada di terbitan lama majalah Intisari. Lalu saya bongkar isi rak buku, berharap menemukannya. Saya ingat-ingat warna sampulnya: coklat keemasan.

Akhirnya kutemukan Intisari. Masih rapi. Sampulnya mencolok sekali dibanding buku lain yang saya koleksi. Saya buka-buka halamannya, ternyata itu Intisari Extra 30 “Inspirasi Berani yang Akan Mengubah Hidup Anda!”, edisi Juni 2010. Saya baru sadar, sejak dua tahun lalu saya menyimpannya. Kini saya terinspirasi sebuah rubrik di situ berisi potongan naskah pidato Bung Karno. Ide “JEMBATAN EMAS” ialah inti pidatonya yang membantu saya menulis lirik. Suatu kebetulan yang betapa bermanfaat.

Kata Soekarno, “Kemerdekaan tak lain dan tak bukan ialah satu jembatan. Jembatan emas… di seberang jembatan itulah kita sempurnakan kita punya masyarakat.” Premisnya: Terlalu memikirkan banyak persoalan sebelum merdeka dapat membuat kita kehilangan momentum dan keberanian. Akhirnya, saya padukan dan kemas dalam lirik lagu berjudul INDONESIA KITA. Begini ulangannya: Tapi jangan menunggu berubah kalau mau maju/ Jangan tunggu sempurna saat berusaha merdeka/ Walau kelam kelabu, teruslah berjuang mengejar impian harapan//.[]