Selasa, 07 November 2017

Sang Pencemburu


  1. Ia melepaskan kita untuk bertindak sesuai kemauan kita. Tapi lalu, kita menjadi terbentur, kecewa, dan berhenti sendiri. Ia tidak rela untuk ditinggalkan, Ia menarik kita untuk kembali kepada-Nya.
  2. Ia belum benar-benar tuntas—tidak pernah selesai menyusun rambu-rambu, menuntun, dan mengarahkan apa yang belum kita rengkuh—sesuatu yang layak dan sesuai bagi kita masing-masing untuk direngkuh.
  3. Belum pernah ia mengecewakan anak-anak yang dikasihi-Nya. Hanya saja, kita harus rela dan mau dibentuk oleh tangan-Nya, waktu-Nya, dan bersama siapa saja kita menjalaninya. 
  4. Lalu kecemburuan dan kecemberutan Tuhan ialah pada momen saat kita lupa dan abai pada-Nya. Tanggal dan salah atas keputusan-keputusan-Nya. Menanggalkan dan menyalahgunakan kebebasan untuk kesenangan, tujuan, atau nafsu diri sendiri, tidak berperan dan bertindak seturut dengan kehendak-Nya.
  5. Esok, lusa, dan waktu yang baik atau pada saat yang tepat kita akan pantas menjalani waktu bersama dengan sesiapa. Saat kamu semata membutuhkan seseorang untuk memenuhi harapanmu yang belum terisi, itu bukan hubungan yang tulus, melainkan hanya memanfaatkan. Hubungan yang pantas ialah dimotori oleh keinginan memiliki, tanpa bermaksud memaksakan keinginan diri sendiri. Ia komunikatif: menawarkan suatu keinginan baik kepada pihak lain serta memberikan kesempatan kepadanya untuk mengiyakannya dalam keasyikan berinteraksi--bermain bersama-sama dan terus bersama-sama.

    Nah, Tuhan percaya kepadamu, bahwa kamu berani mengubah-ganti yang buruk darimu. So, kamu tidak akan pernah kecewa atau dikecewakan—bila bersandar kepada-Ku.
     

Jumat, 6 Oktober 2017 
Hari lepas hari, disandar-tanggalkannya bebannya.