Rabu, 22 Maret 2023

Hawatir? Tarawih!

Kata merasa cemas hari ini akan bertemu dengan siapa.

Apakah Nasib atau Nasab yang menentukan pilihan daur hidup baginya selanjutnya?

Situasi mana yang akan dia jumpai: Bencanakah atau Beruntung?

 

Kata tak pernah mengenal libur.

Ia selalu dipermainkan dalam raung ruang dan masa.

Dilabeli, dipilah-pisah, dipilih-sisih, dipermainkan, dan dipermanfaatkan.

Maka tak pelak, ia juga dimanipulasi, dibelokkan, dan disembunyikan alih-alih dibunyikan.

 

"Kureng," kata seorang pemuda penggunanya, 

suatu kali, mencandai temannya yang menjajal blus polkadot. 

Tak lupa emotikon senyum cengir terukir di wajahnya.


"Membagongkan!" seorang remaja lain menyeru lirih lewat teks di gawai.

Kata terpana: dirinya seperti lahir kembali dan reinkarnasi 

dari tokoh punakawan setengah jenaka dan setengah rupawan itu.

 

Salam ramah "Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh"

dari seorang petinggi malah merisaukan dan menimbulkan amarah

setelah diikuti pengumuman buruk lembaga pemerintah.

 

Kata pasrah, mulai lelah. Sekali ini ia ingin mengambil jarak--menepi dan rehat.  

Melihat Kata bekerja tak ingat waktu, si penyair menggambar saja.

Menonaktifkan Kata agar sedia bermati raga sejenak sekira untuk sebulan.


Lihat, diam-diam, dalam baringan lemas, Kata masih berpikir keras.

Pandangannya awas, takut kalau-kalau ketinggalan kabar terbaru.


”Ssst… Jangan berisik,” penyair berbisik pelan.

“Selamat beristirahat, Kata.”

(Mariana)

 
-R.R-

22-23/03/2023, lewat tengah malam.

#puisianagram #22


Tesalonika, Yunani by 𝘎𝘦𝘰𝘳𝘨𝘦 𝘋𝘪𝘨𝘢𝘭𝘢𝘬𝘪𝘴 (Twitter/@Futura_Noir)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar