Jumat, 06 November 2015

KELUT



(Buat Antonius Erwin Zubiyan; Risky Summerbee and The Honeythief; Teater Garasi)

Gelap. Mati. Kata-kata bergelayutan tak kuat pada dahan perasaan yang duka. Tak kukira, sungguh tak terkira, waktu menentukannya untuk segera pergi. Jelas tidak akan kembali. Hanya jejak-jejak dan rekaman ingatanku—mungkin kami, yang lain, juga masih ingat—segala keceriaan dan ketenangannya selagi memainkan irama musik: dari gitarnya, dari pianonya.
 
Kelut. Orang-orang esok berkumpul mengusung keranda dan mengantarkannya. Ke sudut ruang itu, menjauh dari riuh: manusia penuh berdesak mengerubungi panggung sekitar seperti saat dia tampil menghibur publik.

Kini, riang nada saat kau memetik senar gitarmu, ialah tembang sendu kerinduanku. Denting piano yang pelan perlahan, ialah sayup-sayup lantunan sang sayap Penghibur.

Penghibur itu merasuki dalam dirimu. Kau yang lamat-lamat menjauh dari kami, kau mendekat pada-Nya.

Kami dan kau berjauhan perlahan-lahan.

Ah, tegurmu, semua akan bertemu dan berkumpul bersama di panggung-Nya. Sampai-sampai kita bersama lagi di sana.

Lalu, satu-persatu, bunyi melodi gitarmu, yang terselempang di bahu sebelah kanan, tenang merambati pendengaran kami. Apa lalu tuts piano membeku. Di sini kami. Di sana engkau.

(Selamat beristirahat, Mas Erwin. Sampai jumpa lagi.)


Jakarta, 5-6 November 2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar