Jumat, 08 Maret 2013

NGEN ANGEN KANGEN


Kangen. Angen. Ngen. En.


Kukatakan ini kepadamu seperti sebuah bola yang disarangkan ke gawang:
“Aku rindu. Seperti dulu, bertemu, bersatu dalam rasa yang sedu sedang ingin pula berlagu.”

Kuungkapkan ini hanya untukmu saat kau belum kembali melabuh di sini:
“Aku cinta. Saat kau tak tahu akan menyahut apa, sanding rasa dan jejak pikir yang terpelintir.”

Kurasakan sebentuk anganku padamu laiknya genggaman jemariku di baris benang balon warna-warni.
“Betapa sulit aku melepas harap akan dirimu. Mungkin bisa, ternyata sulit, kau sadar kau benar. Aku taklah mencoba melepas-lepas begitu sewaktu. Sekali tanganku lepas, selamanya ‘ku terhempas.”

Kumohon ini untukku, bak pengawal menghadap bersimpuh di depan maharaja:
“Terimalah permintaan maafku, menghamba pada diri yang dulu: gagu tak layak menjadi gugu. Aku ragu. Tapi kini aku yakin hanya kau.”


Aku menunggu.

29/11/2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar