Ada masa lalu, ada juga tahun
baru. Datang dengan senang dan rasa penuh harapan. Kini memohon diri untuk
melanjutkan perjalanan.
Anak
lelaki hampir habis waktunya bersekutu dengan suatu kawanan tempat ia tumbuh
dan berkembang di kampus. Sebuah laboratorium yang menempanya menjadi pendengar
yang baik dan pewarta yang kritis. Juga sebagai kafe kecil tempat ia singgah
setelah letih berjibaku dengan celotehan guru-guru di ruang kelas. Guru, yang punya
sebutan lain sebagai bentuk asosiasi atau perluasan makna berupa dosen. Di suatu
tempat, di kompleks perumahan guru itulah Cantona bermain dan menemukan diri. Cantona,
pribadi yang sering jenuh dengan rutinitas, diri yang jemu dengan keseragaman, dan
personalitas yang ingin merajut kepingan harapan dari selembar kasih yang dulu
ia anggit.
Jikalau
waktu itu tiba, anak lelaki ingin mempertanyakan kembali semangat yang dulu
kerap ia ucapkan kepada rekannya. Mungkin, yang ia miliki hanya tinggal saat
ini, tapi semoga itu akan abadi. “Karena yang tertulis itu akan abadi,” sesuatu
membisikinya dalam hati.
“Siapa
kamu? Hei, siapa di situ?” si anak lelaki menolehkan kepala ke kanan dan kiri,
sekali ia mendongak. Kerumunan orang-orang terlihat tak ada. Putra itu berdiri di
tengah taman yang berseri-seri menyajikan pesona kembang sepatu warna-warni. Ia
yakin, suara itu adalah suara yang entah datang dari mana, namun selalu ada.[i]
Ia tersenyum. Seekor makhluk menyeruak dari belukar. Meninggi, menyebarkan
beribu pesona nan elok.[]
Godean, medio Januari 2010; seberang Selokan Mataram, medio
Januari 2011.
Gambar dilukis oleh Mas Abdee (M. Rizal Abdi). Thanks, Kakak.
[i] Menanggapi
karier belasan tahun PADI, si vokalis Fadly mengatakan bahwa mereka, entah
bagaimana caranya, terus bisa menguatkan satu sama lain. “Di saat yang satu
lemah, yang lain bisa menopang. Energinya entah dari mana, tapi itu terjadi.
Itu mungkin yang menguatkan kami, dan kami bahagia punya sesuatu yang seperti
ini.” (Majalah Rolling
Stone Indonesia edisi 61, Mei 2010, hal. 74.).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar