Jumat, 23 November 2012

MENCARI IBU


Ibu, malam ini aku ingin jujur kepadamu
Ada satu hal yang harus kuungkapkan, aku, anakmu
Telah begitu lama kau biarkan aku tidak di tempat layak
Telah lama aku berpeluh mencari dirimu, baumu, suaramu

Tapi di mana? Tapi tiada

Sedu-sedan seru, sedang aku menunggu hanya begitu

Ibu, katamu kau akan membuatkan lagi sarapan bubur yang sangat kudoyan
untuk bekal makan kecil, dalam campuran daging tersebar mungil
Kutanya, “Mengapa kecil dagingnya? Aku mau yang besar.”
Jawabmu, “Kau masih kecil, kau dapat nanti saat sudah besar.”
Aku merengut sedang erat kupangku mangkuk bubur biar tak terenggut

Ibu, kau setia dan selalu tepat waktu mengiyakan apa-apa untukku
Di subuh sekali, gelas kaca besar kesukaanku kau isikan dengan susu putih kental itu
Aku sumringah Ibu, selagi aku basuh muka dan kening, agar sadar dan dapat mendengar
saat lalu kudengar, “Nak, susunya di samping amben tempat Ayah dulu tertidur.”
Aku mengangguk dan melihat mana susuku, susu buatan ibu
Terkejut, ‘ku berseru, “Bu, susunya dirubung semut, semutnya hitam berbaris rapi sekali!”

Ibu mendengar, tapi sepenggal-penggal
Saat langkahnya keluar kamar, menuju pintu depan, pintu tertutup, “Bruk.”
Aku cemberut, susuku kemasukan semut
Aku sendiri, pagi sedini ini

Jumat, 23/11/2012

                                             Sumber gambar: hijrahdarisyirikdanbidah.blogspot.com

2 komentar: