Sabtu, 13 Maret 2021

Barong Garong



 /1/    

Brandenburg Gate, matari tenggelam, matari terbit

sekira sejengkal rasa kita berpilin menyatu

 

Kuda lepas tunggang dari pucuk pilarnya

Napoleon, Napoleon, pahlawan kami!

seharu sorak konvoi pasukan Bonaparte.

 

Derap kereta Eirene, sang dewi damai Yunani

ditingkahi surai Quadriga memburai diembus remah-remah angin perlawanan

Jerman balas ungguli: sang kuda pun kembali

Taktik tangan dingin Ernst von Pfuel

 

Denging dentum degup jantung prajurit

Kini sayup-sayup jadi petik jemari lentik musikus

Di situ, meski sekadar taman jalanan,

notasi violis mengalun berorkestrasi

Membuai mulus lalu-lalang hati penonton

Leleh menjalin memadu lagu.


—Saksi kemenangan Jerman atas Prancis


/2/

Di perempatan jalan lebar berhias kafe Starbucks,

sebuah mesin kotak beroda

melantang seru menantang deru

debu-debu knalpot metropolitan

 

Kapaw, pemuda tanggung tanpa alas kaki,

dipayungi paling terik matari

“Sirih Kuning” atau “Kicir-kicir”

bukan itu lagunye

 

Hanya satu, tak sepasang boneka besar yang tampil

Padahal mereka ekuilibrium: bumi-langit, hitam-putih, baik-buruk, laki-bini

Tinggallah nyaring “Entah apa yang merasukimu…”

Biar modern, katenye

 

Sesaat ujung kaki menyeru jeri

Selaras pekak berisik mengusik dari irama band pop

Butir-butir kerikil tajam menghampar-menempeli

Lapis aspal hitam panas


/3/

Dari jauh, roda-roda empat berunding:

Siapa lebih kuat menghadapi hidup di bawah pencakar langit?

Sedang Ibu membunuh kota:

Ibu Berlin,

atau Ibu Jakarta?

 

Di atas trotoar, dua pelajar berdebat di emper kaki lima:

Apa itu live performance art yang hidup?

Yang Orkestra?

atau boneka Ondel-ondel?

 

Sepasang barong kian memburam indahnya

Tanggal dari kaidahnya

Beralih kebenarannya

terjaja dalam ritus keliling—mengamen ngider-ngider

 

Siang bolong, kehausan kepanasan

Di sore kisat menerabas marka dan kepadatan

rembang petang pun lewat

pelan-pelan malam kelam pekat

 

Kau menanti

perubahan otomatis seperti memencet tombol remote

Aku bermimpi

Haji Bolot dirasuki arwah Ernst von Pfuel!


12 Maret 2021, pukul 17.37.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar