Sabtu, 25 Juni 2011

Kreasi Unik di Dunia Industri




Teknik Industri umumnya dilihat sebagai program studi yang berhubungan dengan bisnis. Sebenarnya, ia pun berpotensi jadi ilmu yang beramal.

Sepasang muda-mudi berdekatan sambil bergaya. Di belakang mereka tertera spanduk bertulisan twentyonecinenovation. Sambil menatap kamera, senyum ceria mereka kembangkan. Tak jauh dari tempat mereka berdiri, dua gadis melihat kagum ke satu sisi yang memajang poster-poster bermacam tokoh film, seperti Harry Potter, Chalk Zone, dan Spiderman.

Itulah secuplik gambaran di sayap barat Kantor Pusat Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada, Senin, 21 Desember 2010. Saat itu diadakan pameran desain produk alat bantu karya mahasiswa Jurusan Teknik Industri UGM. Bertajuk “21 Cinenovation”: when imagination meets innovation, eksibisi ini mengundang perhatian banyak pengunjung, baik mahasiswa maupun khalayak luar.

Sebagai gelaran rutin, pameran ini diselenggarakan untuk mengenalkan dunia industri secara lebih luas kepada masyarakat. Dibanding tahun-tahun sebelumnya, kali ini perhelatan digelar lebih menarik. Pengunjung akan tergelitik oleh suasana yang dikemas seperti saat akan menonton film di gedung bioskop.

Sejak melewati pintu masuk, kita tersimpul memandang poster produk yang memelintir beberapa nama jagoan gambar hidup Hollywood. Ada warna-warni lima hero Power Rangers dengan wajah mahasiswa. Juga tokoh ilusi Harry Potter yang memakai jas hitam dan tersenyum sambil membawa… tas geret! Wizarding World of Harry Potter and The Gerettrash judul ceritanya. Aaah, ada-ada saja…

Dari imajinasi, semua hal dapat terjadi. Begitu yang terlukis dari pameran ini. Biarpun terkesan sederhana, ia mengekspresikan ide-ide mahasiswa yang unik. Ketua panitia acara Hario Bayoek mengatakan, unsur kebetulan muncul saat panitia memutuskan 21 Cinenovation sebagai nama kegiatan. “Karena diadakan pada 21 Desember, ada 21 tim, dan 21 produk,” tuturnya. Acara disemarakkan pula oleh talkshow dan musik akustik.

Salah satu kreasi mahasiswa di pameran ini adalah Geret Trash. Produk yang dibuat oleh empat mahasiswa Teknik Industri UGM angkatan 2008 ini merupakan tempat sampah inovatif. Oktiyanto Ade, seorang penciptanya berujar, “Kebanyakan orang takut kotor karena sampah, menganggap sampah itu bau. Gimana caranya membuat orang merasa nyaman dan bangga membuang sampah pada tempatnya.”

Hal itu membuncahkan niatnya untuk mengubah sikap warga. Bersama teman sekelompok, ia merancang tempat sampah yang praktis dan mudah dibersihkan. Kawan setimnya, Wibowo Prasetyo, mengatakan, mereka mencipta dengan mengaplikasikan teori dalam kuliah. Setelah menganalisis teknik pengembangan produk, mereka melakukan identifikasi kebutuhan konsumen (customer need identification). Pada tahap bench marking, mereka pun memperbandingkan produk sejenis dan menghitung keperluan bahan serta biaya.

Akhirnya, jadilah wadah seperti kopor yang bisa disorong dan memiliki dua bilik. “Satu untuk sampah organik, lainnya anorganik,” ucap Wibowo. Produk itu dirancang untuk kalangan ibu rumah tangga dan mahasiswa. Dilengkapi data pangsa pasar (market share) produk dan kartu nama “perusahaan”, mereka pun seperti pengusaha dengan ide orisinal nan khas.

Kondisi kampus juga melahirkan inspirasi alat bantu yang pantas dilirik. Seperti dikatakan Ria Krisnisti, tak sedikit mahasiswa baru yang memakai laptop di fakultasnya. Hal itu mendorong dia dan teman-temannya untuk membikin sandaran laptop. Produk bernama Portamelo (portabel meja laptop) kemudian dibuat untuk kenyamanan memakai laptop. Portamelo dapat mudah dibawa dan dikemas ringkas.

Produk itu ditampilkan dengan promosi yang cukup “wah”. Dengan memplesetkan titel sebuah film Indonesia, mereka mencomot kalimat nyeleneh: “Emak, Ingin Meja Laptop!”. Selain menyesuaikan tema pameran, hal ini dilakukan untuk menggaet animo. “Memang terkesan agak konyol, tapi sengaja biar menarik perhatian,” ucap Ria. Mereka juga membuat poster yang menguraikan keunggulan dan bahan dasar produk.

Sajian 21 Cinenovation mencerminkan gagasan gemilang yang terbit dari jendela teknik industri. Dengan menangkap persoalan di sekitarnya, mahasiswa digugah berpikir tanggap dan kreatif. Lantas, mereka mengejawantahkan ide menjadi sebentuk alat yang mempermudah aktivitas. Ketika ilmu bersatu dengan kreativitas, ia menjadi cara mahasiswa untuk bermanfaat bagi lingkungan. Inilah secercah harapan yang dipancarkan sebuah bidang ilmu. Segurat ilmu yang beramal, yang menanti kita untuk meneruskannya.[]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar