Suatu kali, tanpa diketahui Marsha, si Beruang diam-diam belajar
mendongeng. Beruang penjaga itu berkisah:
“Seperti
umumnya proses, belajar sejumlah tahun puncak perayaannya sekian jam saja. Dari
lima buku acuan utama penulisan tugas akhir, tiga buku terbitan lawas isinya
selalu kontekstual dalam zaman yang berubah. Dari tiga karangan bunga, ketiganya
sekadar akan membungkuk dan membusuk. Lalu dari tiga yang berlambang UGM, satu
akan terpajang. Sebuah lain dibaca-baca. Yang hanya selembarlah yang umumnya
laku, menjual, yang menentukan: apakah pemiliknya membungkuk-membusuk atau
menegap-menegak.”
Marsha datang, si Beruang mematung. Ia baru insaf bahwa dirinya sesungguhnya
tak lebih dari sebuah karakter yang menghibur. Ada Sang Dalang yang mengatur
tata laku seuntaian cerita hidupnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar