Saya suka menonton atau mengamati orang-orang, lingkungan, dan semesta. Saya
juga suka bermain sambil menonton. Ternyata menonton dan bermain sekaligus atau
dalam satu ruang itu menyenangkan dan menegangkan. Seru, euy!
Maka saya suka menjadi penjaga gawang saat bermain sepakbola. Kiper adalah
posisi yang mengasyikkan bagi saya. Sementara rekan yang lain bermain dengan
tujuan menyarangkan bola ke gawang lawan, saya bisa “cukup” menyaksikan mereka dari
bagian belakang (Sebab mereka memunggungi saya.). Kemudian bila pemain lawan
tengah menyerbu ke wilayah tim kami, saya dapat lebih tekun dan serius mengamat-amati
posisi satu per satu pemain lawan dibanding teman setim lainnya. Saya lantas bisa
sedikit meminta rekan setim untuk lebih ketat menjaga satu-dua orang pemain lawan
yang berdiri bebas. Sembari itu, saya mengantisipasi bola yang dapat tetiba
melaju ke arah gawang yang saya kawal. Membagi perhatian, dengan begitu, merupakan
kebutuhan pokok yang tidak boleh diabaikan, alih-alih diasah. Nah, inilah
keseruannya.
Aha, mematahkan atau menghambat niat lawan untuk mencetak gol sehingga
gagal memenangkan permainan, itu juga menyenangkan betul bagi saya—maaf, tentunya
menjengkelkan bagi lawan. Rekan saya setim tak begitu pusing bila gawang mereka
berpenjaga seorang kiper yang keren dan jago menghalau bola. Mereka senyum
melihat aksi kiper mereka menepis, memblok, atau menangkap bola. Alhasil saya
menghidupkan semangat dan dorongan bagi rekan setim untuk bisa memasukkan bola
ke gawang lawan.
Tapi tentu saja, penjaga gawang punya fungsi yang tidak ringan. Andai tidak
berpenjaga, gawang akan mudah kebobolan oleh ulah tim lawan. Di sinilah kiper berperan
penting. Ia adalah palang pintu terakhir bagi keselamatan tim. Kiper kerap sendirian
di depan gua gawang. Sendiri pula menghadapi musuh yang menendang bola ke
arahnya.
Namun… Hap, hap, hap! Saya akan
siap menangkap, mendekap, dan menggenggam bola agar tak dapat dijangkau oleh
lawan. Saya pun tenang. Saya lalu memberikan bola kepada rekan yang, meminta atau
tidak, pasti menunggu umpan bola dari yang tengah saya kuasai. Selanjutnya bola
akan bergulir selaras dengan uluran umpan bola yang saya arahkan kepada mereka di
depan.
Serrr… Bola saya lemparkan,
diterima teman, diumpan-umpan, dan berlanjutlah permainan….
Saya semakin suka sebagai penjaga gawang. Kamu suka berolahraga? Yuk, ikut
saya bermain futsal, lari, atau sekadar berjalan-jalan riang dan ringan di sore
nan cerah (Sebab jika tak cerah, cemaslah hati andai hujan turun membuat tubuh kebasahan-kehujanan
apalagi masuk angin karena belum makan.).
Jumat dinihari, 30 Januari 2015, pukul 12.53. The Street-nya Melancholic Bitch menghentaki meja tulis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar