Kangen. Angen. Ngen. En.
Kukatakan ini kepadamu seperti sebuah
bola yang disarangkan ke gawang:
“Aku rindu. Seperti dulu, bertemu,
bersatu dalam rasa yang sedu sedang ingin pula berlagu.”
Kuungkapkan ini hanya untukmu saat kau
belum kembali melabuh di sini:
“Aku cinta. Saat kau tak tahu akan menyahut
apa, sanding rasa dan jejak pikir yang terpelintir.”
Kurasakan sebentuk anganku padamu laiknya
genggaman jemariku di baris benang balon warna-warni.
“Betapa sulit aku melepas harap akan dirimu. Mungkin
bisa, ternyata sulit, kau sadar kau benar. Aku taklah mencoba melepas-lepas
begitu sewaktu. Sekali tanganku lepas, selamanya ‘ku terhempas.”
Kumohon ini untukku, bak pengawal menghadap
bersimpuh di depan maharaja:
“Terimalah permintaan maafku, menghamba
pada diri yang dulu: gagu tak layak menjadi gugu. Aku ragu. Tapi kini aku yakin
hanya kau.”
Aku menunggu.
29/11/2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar