Tautan sumber gambar: siperubahan.com
Sekira
pengujung Maret 2013, saya dan dua orang sahabat bersepakat mengikuti
lomba cipta lagu nasionalisme. Lomba ini diadakan sebuah lembaga
nasional yang sangat peduli dengan persoalan kebangsaan. Saat itu
pula, berbekal catatan dan ingatan, saya memutuskan bersegera membuat
lirik untuk lagu kami.
Saya
ubek-ubek
kembali dokumen status
Facebook yang saya simpan sejak tahun 2012. Kebingungan yang berbalut
harapan berupa ungkapan kegalauan di Facebook
mengantar ke pintu ide lebih besar guna menggodok lirik. Saya lantas
tersadar oleh sastrawan Putu Wijaya yang satu-dua kalimatnya saya
salin dan jadikan status.
Melalui karya-karyanya, Putu terkenal dengan ide kemerdekaan yang
terkait dengan nasionalisme.
Semacam
lesatan anak panah yang cepat, ide itu saya kembangkan berdasar ide
Bapak Proklamator Indonesia, Bung Karno, yang betapa ingin bangsa
kita merdeka tanpa ambil banyak pusing. Saya agak lupa ucapan
persisnya. Tapi saya ingat ulasan tentang itu ada di terbitan lama
majalah Intisari.
Lalu saya bongkar isi rak buku, berharap menemukannya. Saya
ingat-ingat warna sampulnya: coklat keemasan.
Akhirnya
kutemukan Intisari.
Masih rapi. Sampulnya mencolok sekali dibanding buku lain yang saya
koleksi. Saya buka-buka halamannya, ternyata itu Intisari
Extra 30 “Inspirasi Berani yang Akan Mengubah Hidup Anda!”, edisi
Juni 2010. Saya baru sadar, sejak dua tahun lalu saya menyimpannya.
Kini saya terinspirasi sebuah rubrik di situ berisi potongan naskah
pidato Bung Karno. Ide “JEMBATAN EMAS” ialah inti pidatonya yang
membantu saya menulis lirik. Suatu kebetulan yang betapa bermanfaat.
Kata
Soekarno, “Kemerdekaan tak lain dan
tak bukan ialah satu jembatan. Jembatan emas… di seberang jembatan
itulah kita sempurnakan kita punya masyarakat.”
Premisnya: Terlalu memikirkan banyak persoalan sebelum merdeka dapat
membuat kita kehilangan momentum dan keberanian. Akhirnya, saya
padukan dan kemas dalam lirik lagu berjudul INDONESIA
KITA. Begini ulangannya: Tapi
jangan menunggu berubah kalau mau maju/ Jangan tunggu sempurna saat
berusaha merdeka/ Walau kelam kelabu, teruslah berjuang mengejar
impian harapan//.[]